Rabu, 09 Januari 2013

seni budaya,perekat RI dengan bangsa asing

Hal ini terungkap dalam "Culture Camp 2012" yang berlangsung di Yogyakarta. Mahasiswa asing dari 17 negara mengakui kekayaan budaya RI.

patung,tari,budaya,betawi,rawa belong,jakartaPatung penari tarian khas Betawi di pajang di salah satu stand saat pameran perayaan ulang tahun Jakarta di Kawasan Rawa Belong, Jakarta. (Sopian/Fotokita.net)
Promosi seni budaya Indonesia ke negara asing mesti ditingkatkan. Peningkatan promosi ini perlu dibarengi dengan manajemen yang baik dari seniman Indonesia.
Hal ini dikemukakan oleh seniman tari Indonesia, Didi Nini Towok, di sela-sela acara "Culture Camp 2012", di Universitas Negeri Yogyakarta, Senin (12/11).  Ia menceritakan ketika dirinya melakukan pertunjukan di beberapa universitas di Amerika Serikat. Banyak dari mahasiswa mereka yang tidak tahu budaya dari Indonesia. Hanya budaya Bali yang saat ini masih dikenal oleh mereka.
"Meski Amerika hanya sebagian kecil contohnya, Indonesia tetap harus mengembangkan seni dan budaya," paparnya.
Seni budaya di Indonesia, lanjut Didi, sangat beragam bentuk dan jumlahnya. Seni budaya ini layak untuk dikembangkan karena merupakan perekat Indonesia dengan bangsa asing. Dengan seni budaya, batas antar negara akan hilang. Batas ini seperti agama, ras, gender, atau pun ego. "Seni budaya berkaitan dengan estetika.Untuk itulah, seni budaya mampu menjadi perekat apapun di berbagai negara," kata Didi.
Pengembangan seni budaya perlu diimbangi pula dengan sumber daya manusia yang profesional serta manajemen sumber daya yang baik. Selama ini, seniman profesional yang tampil ke luar negeri masih minim. Ironisnya lagi, banyak seniman Indonesia yang kurang paham manajemen yang baik. Ketidaktahuan manajemen inilah yang membuat Indonesia mudah sekali dibohongi oleh bangsa asing.
Dengan demikian, Didi berharap kemajuan teknologi seperti internet bisa digunakan untuk promosi para seniman di negeri asing. Kekuatan internet yang mampu menembus batas menjadi peluang sendiri untuk makin mengenalkan budaya Indonesia.
topeng ireng,magelang,jawa tengah,kebudayaanTarian Topeng Ireng di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah (Hafidz Novalsyah/NGI)
Hal senada juga diungkapkan oleh Ari Kusmiatun, Tim Kreatif "Culture Camp 2012" yang menyatakan bahwa Indonesia belum memiliki kesiapan dalam bidang seni dan budaya menyambut Komunitas Asean 2015 mendatang. Hal ini berbeda dengan negara Asia Tenggara lainnya seperti Thailand yang memang betul-betul mempromosikan seni dan budaya.
Ari mengungkapkan kegiatan "Culture Camp 2012" merupakan salah satu sarana mempromosikan seni dan budaya Indonesia ke negeri asing. Kehadiran mahasiswa dari 17 negara di Yogyakarta dari tanggal 12 November hingga 21 November 2012 ini menjadi ajang untuk sharing tentang budaya masing-masing. Ke-17 negara tersebut di antaranya Cina, Rumania, Madagaskar, Laos, Vietnam, Filipina, dan Thailand.
"Yang perlu untuk dibanggakan adalah bahwa dari tahun ke tahun mahasiswa asing yang belajar seni dan budaya Indonesia makin meningkat," kata Ari.
Salah satu mahasiswa asing yang mengikuti "Culture Camp 2012", Pan Yanping, dari Guandong University of Foreign Studies, Cina, mengaku bahwa kegiatan ini adalah sarana untuk mengenal budaya Indonesia lebih dalam. Selama ini, budaya Indonesia yang paling banyak dikenal adalah bahasa Indonesia. Pelajaran mengenai bahasa Indonesia ini dimasukkan dalam sebuah jurusan bernama bahasa dan kebudayaan.
"Banyak sekali peminat mahasiswa Cina yang belajar Bahasa Indonesia. Lewat "Culture Camp 2012" ini, kami ingin sekali tahu lebih banyak lagi tentang budaya Indonesia seperti kesenian tradisional, makanan, dan lainnya. Bagi kami, Indonesia adalah bangsa yang unik dan kaya akan budaya," katanya.
(Olivia Lewi Pramesti)


sumber: http://nationalgeographic.co.id/berita/2012/11/seni-budaya-perekat-ri-dengan-bangsa-asing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages

 
;