Rabu, 09 Januari 2013

batik indonesia di akui malaysia



JAKARTA - Departemen Hukum dan HAM (Depkum HAM) dan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) akan mendaftarkan ratusan ribu kebudayaan Tanah Air yang sampai saat ini masih belum terdaftar sebagai hak kekayaan intelektual.

Hal tersebut dilakukan dua instansi tersebut sebagai langkah antisipasi adanya klaim atas kebudayaan Indonesia oleh negara lain.

"Kami bekerja sama dengan Budpar untuk mendaftarkan budaya kita di HAKI. Ada ratusan ribu seperti reog ponorogo, kesenian, patung, arca, belum lagi cerita rakyat seperti malin kundang. Lama-lama nanti itu diklaim pula," ungkap Menteri Hukum dan HAM (Menkum HAM) Andi Mattalatta usai mengikuti gerak jalan sehat dalam rangka pembukaan kegiatan Hari Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) Sedunia ke-8, di Lapangan Monas, Jakarta, Minggu (27/4/2008).

Sebagai contoh, menurut Andi saat ini seluruh produk batik hasil industri dalam negeri sudah diwajibkan diberi logo batik Indonesia.

"Sekarang untuk batik Indonesia ada logo batik Indonesia. Sekarang semua batik produksi Indonesia diwajibkan mengenakan logo batik Indonesia, di luar itu berarti palsu," imbuhnya.(jri)

sumber: http://yudhim.blogspot.com/2008/04/batik-indonesia-di-klaim-milik-malaysia.html

seni budaya,perekat RI dengan bangsa asing

Hal ini terungkap dalam "Culture Camp 2012" yang berlangsung di Yogyakarta. Mahasiswa asing dari 17 negara mengakui kekayaan budaya RI.

patung,tari,budaya,betawi,rawa belong,jakartaPatung penari tarian khas Betawi di pajang di salah satu stand saat pameran perayaan ulang tahun Jakarta di Kawasan Rawa Belong, Jakarta. (Sopian/Fotokita.net)
Promosi seni budaya Indonesia ke negara asing mesti ditingkatkan. Peningkatan promosi ini perlu dibarengi dengan manajemen yang baik dari seniman Indonesia.
Hal ini dikemukakan oleh seniman tari Indonesia, Didi Nini Towok, di sela-sela acara "Culture Camp 2012", di Universitas Negeri Yogyakarta, Senin (12/11).  Ia menceritakan ketika dirinya melakukan pertunjukan di beberapa universitas di Amerika Serikat. Banyak dari mahasiswa mereka yang tidak tahu budaya dari Indonesia. Hanya budaya Bali yang saat ini masih dikenal oleh mereka.
"Meski Amerika hanya sebagian kecil contohnya, Indonesia tetap harus mengembangkan seni dan budaya," paparnya.
Seni budaya di Indonesia, lanjut Didi, sangat beragam bentuk dan jumlahnya. Seni budaya ini layak untuk dikembangkan karena merupakan perekat Indonesia dengan bangsa asing. Dengan seni budaya, batas antar negara akan hilang. Batas ini seperti agama, ras, gender, atau pun ego. "Seni budaya berkaitan dengan estetika.Untuk itulah, seni budaya mampu menjadi perekat apapun di berbagai negara," kata Didi.
Pengembangan seni budaya perlu diimbangi pula dengan sumber daya manusia yang profesional serta manajemen sumber daya yang baik. Selama ini, seniman profesional yang tampil ke luar negeri masih minim. Ironisnya lagi, banyak seniman Indonesia yang kurang paham manajemen yang baik. Ketidaktahuan manajemen inilah yang membuat Indonesia mudah sekali dibohongi oleh bangsa asing.
Dengan demikian, Didi berharap kemajuan teknologi seperti internet bisa digunakan untuk promosi para seniman di negeri asing. Kekuatan internet yang mampu menembus batas menjadi peluang sendiri untuk makin mengenalkan budaya Indonesia.
topeng ireng,magelang,jawa tengah,kebudayaanTarian Topeng Ireng di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah (Hafidz Novalsyah/NGI)
Hal senada juga diungkapkan oleh Ari Kusmiatun, Tim Kreatif "Culture Camp 2012" yang menyatakan bahwa Indonesia belum memiliki kesiapan dalam bidang seni dan budaya menyambut Komunitas Asean 2015 mendatang. Hal ini berbeda dengan negara Asia Tenggara lainnya seperti Thailand yang memang betul-betul mempromosikan seni dan budaya.
Ari mengungkapkan kegiatan "Culture Camp 2012" merupakan salah satu sarana mempromosikan seni dan budaya Indonesia ke negeri asing. Kehadiran mahasiswa dari 17 negara di Yogyakarta dari tanggal 12 November hingga 21 November 2012 ini menjadi ajang untuk sharing tentang budaya masing-masing. Ke-17 negara tersebut di antaranya Cina, Rumania, Madagaskar, Laos, Vietnam, Filipina, dan Thailand.
"Yang perlu untuk dibanggakan adalah bahwa dari tahun ke tahun mahasiswa asing yang belajar seni dan budaya Indonesia makin meningkat," kata Ari.
Salah satu mahasiswa asing yang mengikuti "Culture Camp 2012", Pan Yanping, dari Guandong University of Foreign Studies, Cina, mengaku bahwa kegiatan ini adalah sarana untuk mengenal budaya Indonesia lebih dalam. Selama ini, budaya Indonesia yang paling banyak dikenal adalah bahasa Indonesia. Pelajaran mengenai bahasa Indonesia ini dimasukkan dalam sebuah jurusan bernama bahasa dan kebudayaan.
"Banyak sekali peminat mahasiswa Cina yang belajar Bahasa Indonesia. Lewat "Culture Camp 2012" ini, kami ingin sekali tahu lebih banyak lagi tentang budaya Indonesia seperti kesenian tradisional, makanan, dan lainnya. Bagi kami, Indonesia adalah bangsa yang unik dan kaya akan budaya," katanya.
(Olivia Lewi Pramesti)


sumber: http://nationalgeographic.co.id/berita/2012/11/seni-budaya-perekat-ri-dengan-bangsa-asing

mitra pembangunan bangsa


Seni merupakan kebutuhan hidup bagi manusia. Seolah-olah tidak ada manusia yang hidup tanpa seni. Hidup tanpa seni terasa kering kerontang seperti kehidupan di musim kemarau panjang di atas bukit batukarang. Maka dari itu boleh dikatakan bahwa perkembangan seni sejalan dengan perkembangan budaya dan perkembangan kehidupan manusia. Untuk mengetahui perkembangan seni perlu diketahui perkembangan kehidupan manusia dan sebaliknya. Dengan kata lain seni sejalan dengan perkembangan unsur-unsur kebudayaan lainnya seperti ekonomi, sosial, politik, teknologi, pengetahuan, bangsa, dan agama, sebab kaitan antara seni dengan unsur kebudayaan lainnya merupakan suatu sistem.
Perkembangan seni mungkin terbatas pada perkembangan bentuknya, mungkin juga pada perkembangan isi saja. Perkembangan bentuk dan isi seni mungkin terjadi secara bergantian, mungkin berlangsung bersama-sama sehingga terjadi perkembangan seni secara radikal (Bastomi, 1990). Apabila terjadi perkembangan isi saja berarti ada perkembangan gagasan atau konsep karena isi seni didukung oleh gagasan. Perkembangan isi seni mungkin berasal dari individu pencipta (seorang seniman) karena seniman mempunyai tujuan tertentu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun tidak tertutup kemungkinan bahwa kelompok-kelompok manusia yang hidup secara kolektif mempunyai gagasan bersama yang dituangkan ke dalam bentuk seni. Apabila perkembangan seni itu berasal dari kemauan kolektif maka muncullah seni yang bersifat kolektif yang disebut seni tradisi. Perkembangan bentuk mungkin terjadi karena ada pengaruh dari luar, yang berarti ada impresi seni, kemudian diolah dan dibabar menjadi bentuk baru.
Sehubungan dengan usaha pengembangan kesenian bangsa Indonesia menghadapi berbagai tantangan dan kecenderungan (Djojonegoro, 1995), yaitu (1) terjadi proses transformasi masyarakat yang menyangkut aspek nilai, mentalistis, sikap, dan perilaku sosial sebagai akibat revolusi teknologi komunikasi, banjirnya informasi, dan akibat bangunan, yaitu perkembangan masyarakat industri. (2) proses persaingan dunia makin ketat yang ditandai antara lain munculnya daerah perdagangan bebas. Dalam hal ini bangsa Indonesia harus meningkatkan daya saing dalam menghasilkan karya-karya yang bermutu. Sekarang dimensi ekonomi makin menguat dan digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan hidup masyarakat, maka tidak dapat dielakkan lagi keniscayaan bahwa sebagian besar kesenian harus bergantung pada usaha yang bersifat industri budaya. Dengan demikian keterkaitan erat antara sistem lainnya seperti teknologi, industri, produksi, informasi, perdagangan, politik dan lain sebagainya.
Bagi negara-negara industri yang telah maju industrialisasinya, seni dan budaya telah berkembang dengan pesat. Di sana nilai seni dan budaya serta pelayanannya tidak hanya semata-mata dianggap sebagai komoditi yang dapat dipasarkan, tetapi lebih dari itu. Nilai seni dan budaya dianggap sebagai sumber gagasan dari seseorang atau sekelompok masyarakat dalam rangka menghasilkan karya seni dan budaya yang bermutu dan beragam yang mampu bersaing dengan karya seni dan budaya dalam negeri maupun luar negeri. Seperti diungkapkan Dewanto (1996) bahwa terjadi hubungan timbal balik antara keragaman seni yang dihasilkan oleh para seniman dengan industri seni yang bersifat monokultur. Keragaman produk seni bukan keinginan dan usaha subjektif seniman yang didasarkan pada kemerdekaan kreatif dan keunikan ciptaan pribadi, tetapi atas permintaan konsumen kerena kemajemukan pasar yang harus diobati dengan produk-produk seni baru yang beraneka ragam.
Bagi Indonesia yang sedang membangun bangsanya diperlukan persyaratan penting yaitu keterbukaan masyarakat dan bangsa untuk menghadapi perubahan-perubahan. Keterbukaan bukan berarti menerima atau mengadopsi bagitu saja nilai-nilai baru yang datang dari luar, melainkan suatu penerimaan yang selektif. Keterbukaan merupakan persyaratan bagi pembangunan dan kemajuan. sikap keterbukaan adalah kesediaan untuk menerima informasi, gagasan dan nilai baru yang konstruktif.
Agar supaya terjadi keterbukaan secara selektif tersebut, dunia sebagai salah satu wahana pembangunan bangsa mempunyai peranan yang amat menentukan. Kiranya jelas bahwa pengembangan seni mempunyai dampak terhadap pengembangan norma dan nilai dalam masyarakat. Pada hakikatnya seni adalah cermin nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat karena seniman adalah bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat. Sebagai anggota masyarakat yang memiliki kemampuan istimewa (Djojonegoro 1995) untuk mengekspresikan pengalamannya (pengalaman estetik dan pengalaman di lingkungan sosial budaya) dan pengetahuannya, seniman ingin mengkomunikasikan serta berbagi penghayatannya terhadap kehidupan dengan anggota masyarakat lainnya. Dalam hal ini seniman menjadi agen untuk menyebarluaskan nilai-nilai dan norma-norma yang telah disepakati bersama dan dikukuhkan oleh masyarakat.
Di samping itu mengingat bahwa karya seni merupakan ekspresi pribadi seorang seniman, maka sebagai anggota masyarakat, seniman memberikan tanggapan penilaian dan kritik terhadap sesuatu yang berlaku di dalam masyarakatnya. Melalui karyanya, seniman menyodorkan berbagai pilihan saran perbaikan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai pertimbangan untuk perubahannya.
Kedua pendekatan seperti di atas pada hakikatnya menekankan pentingnya pembudayaan dalam seni. Dengan cara yang berbeda, seniman berusaha untuk berkomunikasi dengan masyarakatnya, membicarakan berbagai masalah yang berkaitan dengan kehidupan. Kiranya telah menjadi tugas dan kewajiban seniman untuk ikut mendidik masyarakatnya ke arah kehidupan yang lebih baik. Komunikasi antara seniman dengan masyarakat akan berlangsung semakin lancar jika terjadi peningkatan kualitas seni. Hal ini berarti menuntut karya seni yang semakin tinggi mutunya, dengan sendirinya masyarakat menuntut pengembangan keterampilan berkarya, keterampilan kreatif, dan wawasan seniman yang lebih luas. Sebaliknya bagi masyarakat pun dituntut peningkatan pemahaman dan penghayatan yang baik terhadap kesenian. Seperti diterangkan pada bagian depan bahwa terdapat hubungan yang erat antara seni dengan unsur-unsur kebudayaan lainnya, sehingga perkembangan seni sejalan dengan perkembangan unsur budaya lainnya. Pengembangan seni dan budaya sejalan dengan peningkatan kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk mengangkat nilai-nilai budaya atau membangun kebudayaan. Semakin meningkatnya kesadaran dan kemampuan masyarakat akan arti pentingnya kesenian mendorong tumbuhnya kebanggaan dan jatidiri bangsa, sehingga pada gilirannya akan menumbuhkan ketahanan budaya bangsa. Pembangunan suatu bangsa yang mengabaikan kebudayaannya akan melemahkan sendi-sendi kehidupan bangsa itu sendiri. Oleh karena itulah pembangunan bangsa yang sekarang tengah dilaksanakan diarahkan pada pembangunan yang bermatra seni dan budaya.

sumber: http://damaiblog.wordpress.com/mitra-pembangunan-bangsa/

budaya indonesia yang pernah di klaim negara lain

Malaysia pernah mengklaim beberapa kebudayaan Indonesia sebagai warisan budaya Negeri Jiran tersebut. Malaysia kembali mengklaim salah satu kebudayaan Indonesia sebagai budayanya dengan mendaftarkan tarian tor-tor dan alat musik Gordang Sambilan (sembilan gendang) dalam Seksyen 67 sebagai Akta Warisan Kebangsaan 2005.
"Tarian tersebut harus dipertunjukkan dengan gendang dan dimainkan di depan publik sendiri," kata Menteri Penerangan Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia, Datuk Seri Dr Rais Yatim seperti dilansir dari Bernama, Sabtu (16/6).
Tor-tor merupakan salah satu tarian yang dimiliki oleh masyarakat suku Batak, Sumatera Utara. Tari tor-tor memiliki sejarah panjang bagi masyarakat Indonesia khususnya Sumatera Utara. Tidak sedikit masyarakat adat di Sumatera Utara percaya tarian itu sebagai ritual yang berhubungan dengan pemanggilan roh. Roh tersebut dipanggil kembali dan masuk ke dalam patung-patung batu karena mereka percaya ini merupakan simbol penghormatan terhadap leluhur.
Tari tor-tor bisa diiringi dengan iringan musik magondangi. Tarian itu bisa dilakukan saat menjamu tamu adat. Tarian ini dimainkan dengan dibarengi alat-alat musik tradisional seperti gondang, suling, terompet batak. Tarian tor-tor adalah kebudayaan tanah air ke sekian kali yang pernah diakui oleh Malaysia.
Sebelumnya, ada beberapa kebudayaan Indonesia yang diklaim Malaysia, antara lain :
1. Batik, United Nations Education Social and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan batik sebagai bentuk budaya bukan benda warisan manusia atau UNESCO representative list of intangible cultural heritage of humanity.
2. Tari Pendet, Malaysia mencantumkan Tari Pendet sebagai iklan visit year.
3. Wayang Kulit, Pertunjukan wayang kulit telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan berharga (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).
4. Angklung, alat musik khas Sunda itu terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010.
5. Reog Ponorogo, Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Datuk Zainal Abidin Muhammad Zain menyatakan bahwa Pemerintah Malaysia tidak pernah mengklaim Reog Ponorogo sebagai budaya asli negara itu, akhir November 2007.
6. Kuda Lumping, meskipun tarian ini berasal dari Jawa, Indonesia, tarian ini juga diwariskan oleh kaum Jawa yang menetap di Malaysia dan Singapura.
7. Lagu Rasa Sayange, Menteri Kebudayaan, Kesenian, dan Warisan Budaya Malaysia, Rais Yatim mengakui bahwa Rasa Sayange adalah milik Indonesia pada tanggal 11 November 2007.
8. Bunga Rafflesia Arnoldi
9. Keris, terdapat satu panel relief Candi Borobudur (abad ke-9) yang memperlihatkan seseorang memegang benda serupa keris.
10.Rendang Padang, tetapi tidak ada satu pun catatan sejarah yang mengungkap bahwa rendang adalah produk asli Malaysia.
11. Lagu Soleram dari Riau
12. Lagu Injit-injit Semut dari Jambi
13. Alat Musik Gamelan dari Jawa
15. Tari Piring dari Sumatera Barat
16. Lagu Kakak Tua dari Maluku
17. Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara
18. Badik Tumbuk Lada
19. Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera Barat
20. Kain Ulos
21. Lagu Jali-Jal

sumber:http://www.ripiu.com/article/read/wwwindonesiakucom

seni

Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreativitas manusia. Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan.

Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai. Bahwa masing-masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu.
Suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang bermakna kematian dan mawar merah yang berarti cinta). Seni menurut media yang digunakan terbagi 3 yaitu :
  1. Seni yang dapat dinikmati melalui media pendengaran atau (audio art), misalnya seni musik,seni suara,dan seni sastra,puisi dan pantun
  2. Seni yang dinikmati dengan media penglihatan (Visual art)) misalnya lukisan, poster,seni bangunan, seni gerak beladiri dan sebagainya.
  3. Seni yang dinikmati melalui media penglihatan dan pendengaran (audio visual art) misalnya pertunjukan musik, pagelaran wayang,film.

    sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Seni 

Pages

 
;