Promosi seni budaya Indonesia ke negara asing
mesti ditingkatkan. Peningkatan promosi ini perlu dibarengi dengan
manajemen yang baik dari seniman Indonesia.
Hal ini dikemukakan oleh seniman tari Indonesia, Didi Nini Towok, di
sela-sela acara "Culture Camp 2012", di Universitas Negeri Yogyakarta,
Senin (12/11). Ia menceritakan ketika dirinya melakukan pertunjukan di
beberapa universitas di Amerika Serikat. Banyak dari mahasiswa mereka
yang tidak tahu budaya dari Indonesia. Hanya budaya Bali yang saat ini
masih dikenal oleh mereka.
"Meski Amerika hanya sebagian kecil contohnya, Indonesia tetap harus mengembangkan seni dan budaya," paparnya.
Seni budaya di Indonesia, lanjut Didi, sangat beragam bentuk dan
jumlahnya. Seni budaya ini layak untuk dikembangkan karena merupakan
perekat Indonesia dengan bangsa asing. Dengan seni budaya, batas antar
negara akan hilang. Batas ini seperti agama, ras, gender, atau pun ego.
"Seni budaya berkaitan dengan estetika.Untuk itulah, seni budaya mampu
menjadi perekat apapun di berbagai negara," kata Didi.
Pengembangan seni budaya perlu diimbangi pula dengan sumber daya
manusia yang profesional serta manajemen sumber daya yang baik. Selama
ini, seniman profesional yang tampil ke luar negeri masih minim.
Ironisnya lagi, banyak seniman Indonesia yang kurang paham manajemen
yang baik. Ketidaktahuan manajemen inilah yang membuat Indonesia mudah
sekali dibohongi oleh bangsa asing.
Dengan demikian, Didi berharap kemajuan teknologi seperti internet
bisa digunakan untuk promosi para seniman di negeri asing. Kekuatan
internet yang mampu menembus batas menjadi peluang sendiri untuk makin
mengenalkan budaya Indonesia.
Tarian Topeng Ireng di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah (Hafidz Novalsyah/NGI)
Hal senada juga diungkapkan oleh Ari Kusmiatun, Tim Kreatif "Culture
Camp 2012" yang menyatakan bahwa Indonesia belum memiliki kesiapan
dalam bidang seni dan budaya menyambut Komunitas Asean 2015 mendatang.
Hal ini berbeda dengan negara Asia Tenggara lainnya seperti Thailand
yang memang betul-betul mempromosikan seni dan budaya.
Ari mengungkapkan kegiatan "Culture Camp 2012" merupakan salah satu
sarana mempromosikan seni dan budaya Indonesia ke negeri asing.
Kehadiran mahasiswa dari 17 negara di Yogyakarta dari tanggal 12
November hingga 21 November 2012 ini menjadi ajang untuk
sharing
tentang budaya masing-masing. Ke-17 negara tersebut di antaranya
Cina, Rumania, Madagaskar, Laos, Vietnam, Filipina, dan Thailand.
"Yang perlu untuk dibanggakan adalah bahwa dari tahun ke tahun
mahasiswa asing yang belajar seni dan budaya Indonesia makin
meningkat," kata Ari.
Salah satu mahasiswa asing yang mengikuti "Culture Camp 2012", Pan
Yanping, dari Guandong University of Foreign Studies, Cina, mengaku
bahwa kegiatan ini adalah sarana untuk mengenal budaya Indonesia lebih
dalam. Selama ini, budaya Indonesia yang paling banyak dikenal adalah
bahasa Indonesia. Pelajaran mengenai bahasa Indonesia ini dimasukkan
dalam sebuah jurusan bernama bahasa dan kebudayaan.
"Banyak sekali peminat mahasiswa Cina yang belajar Bahasa Indonesia.
Lewat "Culture Camp 2012" ini, kami ingin sekali tahu lebih banyak lagi
tentang budaya Indonesia seperti kesenian tradisional, makanan, dan
lainnya. Bagi kami, Indonesia adalah bangsa yang unik dan kaya akan
budaya," katanya.
(
Olivia Lewi Pramesti)
sumber:
http://nationalgeographic.co.id/berita/2012/11/seni-budaya-perekat-ri-dengan-bangsa-asing